Apakah Plastik Itu?
Di Zaman ini, Setiap Orang
Dapat Dipastikan Mengenal Plastik.
Bahan Plastik merupakan
salah satu bahan yang mudah ditemui di hampir setiap produk. Mulai dari botol
untuk minum, HP, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, kaki palsu, compact
disk (DVD), motor, sepeda, mobil, mesin, alat-alat militer sampai pestisida.
Oleh sebab itu, kita hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki
barang-barang yang mengandung bahan yang disebut Bisphenol-A.
Bisphenol A adalah perusak hormone. Berbagai penelitian telah
menghubungkan Bisphenol-A dengan dosis rendah dengan beberapa dampak terhadap
kesehatan, seperti perubahan permanen pada organ kemaluan, meningkatkan kadar
prostat, penurunan kandungan hormon testoteron, memungkinkan terjadinya kanker
payudara, sel prostat menjadi lebih sensitif terhadap hormon dan kanker, dan
membuat seseorang menjadi hiperaktif.
Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol
A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik
penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi. University of Missouri
telah melakukan tes laboratorium mengenai penggunaan Bisphenol-A pada botol
susu bayi dan menemukan bahwa Bisphenol-A pada produk botol susu bayi plastik
dari 5 merek terkemuka di Amerika, sangat berpotensi untuk ikut larut dalam
cairan. Menurut laporan ini, kelima merk botol susu bayi yang masih
dipersoalkan adalah Avent, Dr. Brown’s, Evenflo, Gerber dan Playtex.
Plastik sendiri dikonsumsi sekitar 100 juta ton/tahun di seluruh
dunia. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung
Bisphenol-A.
Plastik dibagikan menjadi
dua macam berdasarkan sifatnya bila dipanaskan, yaitu tipe cokelat (nama
ilmiahnya: thermoplastic)
dan tipe biskuit (nama ilmiahnya: thermosetting).
Maksud dari tipe cokelat adalah plastik yang melunak bila dipanaskan, sedangkan
tipe biskuit adalah plastik yang apabila telah mengeras akan tetap keras
walaupun terus dipanaskan. Plastik yang berbahan baku minyak termasuk dalam
golongan plastik tipe cokelat.
Bagaimana Dampak Penggunaan Plastik terhadap Kesehatan?
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan.
Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
Bagaimana Dampak Penggunaan Plastik terhadap Kesehatan?
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan.
Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita
membakar bahan yang terbuat dari plastik. Pembakaran plastik ini dapat
mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan
mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi
tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan
DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu
juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir
dalam kondisi cacat.
Salah satu bahan yang
sering digunakan ibu rumah tangga adalah Bahan pelembut ESBO (epoxidized
soybean oil) juga biasa digunakan sebagai insektisida. Sejauh ini, bahaya
bahan pelembut ini bagi kesehatan manusia belum ada/dalam penelitian. Sedangkan
bagi lingkungan, ESBO mampu membunuh zooplankton,
dan hal ini berakibat pada terganggunya rantai makanan hewan-hewan laut. Hal
tersebut pun akan berdampak pada terganggunya sumber protein, khususnya ikan,
bagi manusia dan hewan laut lainya.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.